this is me.... this is Real, this is me... i have to believe in my self.... its the only way....
Selasa, 10 Desember 2013
Sabtu, 09 Februari 2013
ASKEP Gerontik Pasien Dengan REMATIK (OSTEOARTRITIS)
LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA dan REMATIK
(OSTEOARTRITIS)
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh
Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan
hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang
dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada
masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental,
sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari
pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun
demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lansia.
B. Teori – teori proses menua
1. Teori biologi.
a.
Teori genetic dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokima yang diprogram oleh molekul/ DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b.
Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah
(terpakai).
c.
Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d.
Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tubuh tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress yang
menyebabkan sel-sel lelah terpakai.
e.
Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
organic yang selanjutnya menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f.
Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen yang selanjutnya menyebabkan
kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
g.
Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel setelah
sel-sel tersebut mati.
2. Teori kejiwaan sosial
a.
Aktivitas atau kegiatan (activity
theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan social dan mempertahankan hubungan antara system social dan
individu agar stabil dari usia pertengahan hingga usia tua.
b.
Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada
seseroang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang
dimilikinya.
c.
Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran
individu dengan individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social
lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
terjadi kehilangan ganda: kehilangan peran, hambatan kontak social,
berkurangnya komitmen.
C. Peran dan hubungan antar manusia bagi
usia lanjut
1.
Peran dan Hubungan Antar
Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung
jawab individu dalam keluarga, pekerjaan dan keadaan social. Secara alamiah
peran itu sesuai dengan budaya namun ada perbedaan dari setiap individu. Orang
cenderung memperlihatkan identitas dan menggambarkan kemampuan dalam berperan.
Setiap orang mempunyai perannya masing-masing misalnya; sebagai seorang
laki-laki, wanita, suami, istri, orang dewasa, remaja, orang tua, anak,
saudara, pelajar, guru, dokter, perawat dan lain-lain. Peran dilakukan orang
selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai dengan peran yang dimiliki.
Peran memberikan nilai dan status social
bagi seseorang. Setiap kelompok social mempelajari status, perilaku, symbol,
dan hubungan yang dapat diterima oleh setiap peran. Perilaku, symbol dan pola
hubungan setiap orang berbeda tergantung nilai dan norma social di mana
individu itu berada.
2.
Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan
dengan perkembangan usia baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan itu
meliputi pengunduran diri, merasa kehilangan misalnya perubahan posisi dalam
rumah atau kehilangan orang penting lainnya seperti suami atau istri yang
meninggal. Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma bagi lanjut usia.
Dalam kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa tersinggung karena
kekuatan social mereka diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan
bahwa peran orang tua sudah tidak berdaya, lemah atau lekas marah dan tidak
bermanfaat (sia – sia). Beberapa orang tua menerima peran ini dan melakukan sebagai tindakan. Namun banyak
orang yang tidak puas menerima stereotype ini dan secara kontinyu mengembangkan
peran dan hubungan sampai usia 80 – 90 tahun.
3.
Pengkajian Peran dan Hubungan
Antar Manusia
a.
Kaji status perkawinan
individu (single, kawin, janda, cerai).
b.
Kaji respon kehilangan
individu seperti suami, istri atau orang penting lainnya
c.
Apakah individu hidup sendiri
atau dengan orang lain
d.
Jika individu tersebut hidup
dengan orang lain, siapakah mereka dan apa cara mereka berhubungan? Apakah
masih mempunyai struktur keluarga?
e.
Bagaimana seseorang
menggambarkan hubungan dalam keluarga
f.
Kaji hubungan klien dengan
teman karib.
g.
Kaji hubungan kerja
h.
Kaji perasaan klein yang sudah
pensiun
i.
Kaji apakah klien merasa
bagian dari masyarakat atau lingkungan
4.
Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang
muncul antara lain :
a.
Disfungsi berkabung
b.
Perubahan proses keluarga
c.
Isolasi social/gangguan
interaksi social
d.
Gangguan komunikasi verbal.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA
A.
Pengertian
Reumatoid
arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak
sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis
merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya
adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan
seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia
lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran
sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali
berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas,
stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
B.
Penyebab
(etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.
Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat
penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan
eprubahan pada osteoartritis.
2.
Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan
leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang
lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh
(setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada
pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3.
Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa.
Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4.
Genetik
5.
Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak
hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban
berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau
sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena
meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang
berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6.
Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang
lebih tinggi.
7.
Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
8.
Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
C.
Jenis
Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama
reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam
yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan
menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan
sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan kronis
dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang
terkena.Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat
proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan
kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di
persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada
kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti.
Ada yang mengatakan karena
mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik,
bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan
keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan
satu¬-satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan
sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut.
Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut
panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang
peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan
penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis,
morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari
masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian
termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan
sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui
dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan
penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih
sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi,
pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan
lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah
(hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat
di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan
yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit
gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat
karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam
inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12).
Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme
lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam
urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai
jaringan lunak di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga
disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism).
Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang
tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan
usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan
nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada
tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati.
Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan,
degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan
tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik
gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan
proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan
fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri
maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor,
kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang
pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan
sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di
pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan
bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan
kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D.
Manifestasi
klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah
adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul
secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang
berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan,
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan
gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1.
Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2.
Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri.
3.
Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4.
Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5.
Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6.
Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi
yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya
tua (lansia).
E.
Patofisioligi
Inflamasi
mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari
sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang
menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan
granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago
artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat
erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan
tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya
arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain.
terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid)
gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
F.
Pemeriksaan
Diagnostik
1. Tes serologi
§ Sedimentasi eritrosit
meningkat
§ Darah, bisa terjadi anemia
dan leukositosis
§ Rhematoid faktor, terjadi
50-90% penderita
2. Pemerikasaan
radiologi
·
Periartricular
osteoporosis, permulaan persendian erosi
·
Kelanjutan
penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik,
cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
G.
Penatalaksanaan/
perawatan Osteoartritis, antara lain;
1.
Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik.
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan
mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2.
Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari
aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3.
Mandi dengan air hangat untuk mengurangi
rasa nyeri
4.
Lingkungan yang aman untuk melindungi dari
cedera
5.
Dukungan psikososial
6.
Fisioterapi dengan pemakaian panas dan
dingin, serta program latihan yang tepat
7.
Diet untuk emnurunkan berat badan dapat
mengurangi timbulnya keluhan
8.
Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:
Golongan bahan
makanan
|
Makanan yang
boleh diberikan
|
Makanan yang
tidak boleh diberikan
|
Karbohidrat
Protein hewani
Protein nabati
Lemak
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
Bumbu, dll
|
Semua
Daging atau ayam, ikan tongkol, bandeng 50 gr/hari,
telur, susu, keju
Kacang-kacangan kering 25 gr atau tahu, tempe, oncom
Minyak dalam jumlah terbatas.
Semua sayuran sekehendak kecuali: asparagus, kacang
polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehari
Semua macam buah
Teh, kopi, minuman yang
mengandung soda
Semua macam bumbu
|
--
Sardin, kerang, jantung, hati, usus, limpa,
paru-paru, otak, ekstrak daging/ kaldu, bebek, angsa, burung.
--
--
Asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang
kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehari
--
Alkohol
Ragi
|
H.
Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
·
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada
tungkai.
·
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu
sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
·
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi
(bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan
pembengkakan.
·
Lakukan pengukuran passive range of mation pada
sendi-sendi sinovial
o
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o
Catat bila ada krepitasi
o
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara
bilateral
§
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
§
Ukur kekuatan otot
§
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
§
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang
cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan
kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian
terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
Diagnosa
Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
No
|
Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
Keluhan nyeri, ketidaknyamanan,
kelelahan, berfokus pada diri sendiri, Perilaku distraksi/ respons autonomic
|
Distensi jaringan akibat
akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi
|
Nyeri Akut
|
2
|
Distensi jaringan akibat
akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi
|
deformitas skeletal,
nyeri, penurunan kekuatan otot |
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan.
|
3
|
Perubahan fungsi dari
bagian-bagian yang sakit.
|
deformitas skeletal,
nyeri, penurunan kekuatan otot |
Gangguan Citra Tubuh
|
4
|
Ketidakmampuan untuk mengatur
kegiatan sehari-hari.
|
kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi
|
Defisit perawatan diri
|
FORMAT
PENGKAJIAN
Nama :
Riza Desima
NIM :
201120461011069
Tanggal Pengkajian : Selasa, 18 Desember 2012
A. RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS
Nama : Ny.M
Alamat
: Arjowinangun RT 03/ RW 03, Malang
Telp : -
TTL : 65 Tahun
Jenis
Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama :
Islam
Status
Perkawinan : Janda
Pendidikan
: SD
Orang
Yang Paling Dekat Dihuungi : Anak
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram
:
Keterangan:
: Perempuan : Tinggal serumah
: Laki-laki :
Penderita
: meninggal : Menikah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1.
Status Pekerjaan saat Ini : tidak bekerja
2.
Pekerjaan Sebelumnya
: tidak bekerja (IRT)
3.
Sumber – sumber : Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga kebutuhan sehari-harinya
di dapatkan dari anak-anaknya.
4.
Pendapatan dan Kecukupan
Terhadap
sumber – sumber : Pendapatan sekitar
Rp. 500.000/bulan
Ny T
mengatakan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1.
Tipe Tempat Tinggal : Rumah Gedung/tembok
2.
Jumlah Kamar : 4 Buah Kamar
3.
Jumlah Orang Yang Tinggal Di
rumah : 3 Orang (Ny.M dan 2 anaknya)
4.
Derajat Privasi : -
E. RIWAYAT REKREASI
1.
Hobi /Minat : masak
2.
Keanggotaan Organisasi : Ny.M
tidak mengikuti organisasi apapun di lingkungannya.
3.
Liburan /Perjalanan : Jarang, karena kesulitan biaya.
F. SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG
DIGUNAKAN
1.
Dokter : -
2.
Rumah Sakit : -
3.
Klinik : -
4.
Pelayanan Kesehatan Di Rumah : Puskesmas Arjowinangun, Posyandu Lansia
5.
Makanan yang Dihantarkan : -
G. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Kebiasaan Waktu Tidur : Pukul 21 . 00 – 04.00 WIB (Malam)
Pukul 14.00 – 16.00 WIB (Siang)
H. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1.
Keluhan Kesehatan Utama : Ny.M Terasa
Linu – linu pada area lutut
2.
Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3.
Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu : tidak
ada.
4.
Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah
Kesehatan :
Ny.M mengatakan tidak mengerti penyebab dari
linu-linu di kakinya. Yang Ny.M ketahui penyebabnya karena faktor usianya,
tindakan yang sudah di lakukan Ny.M untuk mengurangi linu – linu adalah meminum
obat yang di berikan oleh puskesmas, Ny.M tidak tau lagi cara untuk mengurangi
sakit linu – linunya. Akibat dari linu-linunya Ny.M sudah jarang untuk jalan
pagi (olah raga).
I. OBAT – OBATAN
1.
Nama : Vit. B1,
Na-Diklofenac, CTM
2.
Bagaimana/ kapan
menggunakannya :
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah
makan.
J. ALERGI ( Catat agen reaksi
spesifik )
1.
Obat – obatan : -
2.
Makanan : -
3.
Kontak Substansi : -
4.
Faktor Lingkungan : -
K. LINGKUNGAN ( Ingat kembali
diet 24 jam, termasuk cairan )
1.
Diet Khusus Pembatasan : -
Riwayat peningkatan Atau
penurunan BB : -
Pola konsusmsi Makanan (
Sendiri /dgn Orang lain ) : Sendiri dengan
frekuensi 3X perhari.
2.
Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk adekuat, Kurang transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress
emosioanal ) : tidak ada.
L. STATUS KESEHATAN MASA LALU
1.
Penyakit masa anak – anak : -
2.
Penyakit serius /Kronik : -
3.
Trauma :
4.
Perawatan di Rumah sakit : -
5.
Operasi : -
M. TINJAUAN SISTEM
1.
Keadaan Umum : Baik
2.
Tingkat Kesadaran : Compos Metis
3.
Skala koma Glasgow : 456
4.
Tanda – tandaVital :
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi :
80x/menit
Pernapasan : 20X/menit
1. Integumen :
1)
Lesi /Luka : □ Ya Tidak
2)
Pruritus : □ Ya Tidak
3)
Perubahan Pigmentasi : □ Ya Tidak
4)
Perubahan Tektur : Ya (keriput) □ Tidak
5)
Sering Memar : □ Ya Tidak
6)
Perubahan Rambut : Ya (uban) □ Tidak
7)
Pemajanan Lama : □ Ya Tidak
Terhadap matahari
2.
Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal :
□ Ya Tidak
1)
Pembengkakan kelenjar Limfa :
□ Ya Tidak
2)
Anemia : □ Ya Tidak
3. Kepala
1)
Sakit Kepala : □ Ya Tidak
2)
Trauma masa lalu : □ Ya
Tidak
3)
Pusing : □ Ya Tidak
4)
Gatal pada kulit kepala
: □ Ya Tidak
4. Mata
1)
Perubahan Penglihatan : Ya □ Tidak
2)
Kaca mata /Lensa kontak
: □ Ya
Tidak
3)
Nyeri : □ Ya Tidak
4)
Air mata Berlebihan : □ Ya Tidak
5)
Pruritus : Ya □ Tidak
6)
Bengkak sekitar mata : □ Ya Tidak
7)
Kabur : Ya □ Tidak
8)
Fotofobia : □ Ya Tidak
9)
Riwayat Infeksi : Ya □ Tidak
10) Konjungtiva : □ Anemis Tidak anemis
11) Sklera □ Ya Tidak
5. Telinga
1)
Perubahan Pendengaran :
Ya □ Tidak
2)
Tinitus : □ Ya Tidak
3)
Vertigo : Ya □ Tidak
4)
Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
6. Hidung dan Sinus
1)
Rinorea : □ Ya Tidak
2)
Epistaksis : □ Ya Tidak
3)
Obstrusksi : □ Ya Tidak
4)
Nyeri pada sinus : □ Ya
Tidak
5)
Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
7. Mulut dan Tenggorok
1)
Sakit tenggorok : □ Ya Tidak
2)
Lesi / ulkus : □ Ya Tidak
3)
Kesulitan menelan : □ Ya Tidak
4)
Perdarahan gusi : □ Ya Tidak
5)
Karies : □ Ya Tidak
6)
Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak
7)
Pola menggosok gigi : □ Ya Tidak
8. Leher
1)
Kekakuan : □ Ya
Tidak
2)
Nyeri / nyeri tekan :
□ Ya Tidak
3)
Benjolan / Massa : □ Ya
Tidak
4)
Keterbatasa gerak : □ Ya Tidak
9. Pernapasan
1)
Batuk : □ Ya Tidak
2)
Sesak napas : □
Ya Tidak
3)
Hemoptisis : □ Ya Tidak
4)
Sputum : □ Ya Tidak
5)
Asma / Alergi
Pernapasan
: □ Ya Tidak
6)
Suara Napas : Vesikuler □Bronkial □Bronko vesikuler
7)
Suara nafas tambahan :
□ ronkhi □wheezing
10. Kardiovaskuler
1)
Nyeri dada
: □ Ya Tidak
2)
Palpitasi : □ Ya
Tidak
3)
Sesak napas : □ Ya Tidak
11. Gastrointestinal
1)
Nyeri Ulu Hati : □ Ya Tidak
2)
Mual /muntah : □ Ya Tidak
3)
Hematemesis : □ Ya Tidak
4)
Perubahan nafsu makan : Ya □ Tidak
5)
Benjoan /massa :
□ Ya Tidak
6)
Diare : □ Ya Tidak
7)
Konstipasi : □ Ya Tidak
8)
Melena : □ Ya Tidak
9)
Hemoroid : □ Ya Tidak
10)
Perdarahan Rektum : □ Ya Tidak
11)
Pola defekasi biasanya
: Ya □ Tidak
12. Perkemihan
1)
Frekuensi : 3 – 4x/hari
2)
Menetes :□
Ya Tidak
3)
Hematuria : □
Ya Tidak
4)
Poliuria :□ Ya Tidak
5)
Nokturia :□ Ya Tidak
6)
Inkontinensia :□ Ya Tidak
7)
Nyeri Saat berkemih : □ Ya Tidak
8)
Batu Infeksi : □
Ya Tidak
13. Muskuluskeletal
1)
Nyeri Persendian : Ya (lutut
kaki) □Tidak
2)
Kekakuan :
Ya □Tidak
3)
Pembengkakan Sendi : □ Ya Tidak
4)
Kram : Ya □Tidak
5)
Kelemahan Otot : □ Ya Tidak
6)
Masalah cara berjalan : □ Ya Tidak
14. Sistem Syaraf Pusat
1)
Sakit Kepala :
□ Ya Tidak
2)
Paralysis : □ Ya
Tidak
3)
Paresis : □ Ya
Tidak
4)
Masalah koordinasi :
□ Ya Tidak
5)
Tic/Tremor/spasme :
□ Ya Tidak
6)
Parastesia
: □ Ya Tidak
7)
Masalah memori : □ Ya
Tidak
15. Sisten
Endokrin
Ø Goiter : □ Ya Tidak
Ø Polifagia : □ Ya Tidak
Ø Polidipsi : □ Ya Tidak
Ø Poliuri : □ Ya Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks
Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari) :
Aktifitas
|
Score
|
Makan
0 = Bantuan penuh 5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet 10 = independent |
5
|
Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan 5 = independent (menggunakan shower) |
5
|
Berdandan
0 = Perlu bantuan 5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur |
5
|
Memasang Baju
0 = Dengan bantuan 5 = Dengan bantuan 50% 10 = independent (mengancing baju, restleting) |
10
|
Buang Hajat (buang air besar)
0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema) 5 = Kadang tidak tertahan 10 = Dapat mengontrol |
10
|
Buang Air Kecil
0 = Menggunakan kateter 5 = Kadang ngompol 10 = Bisa mengontrol |
10
|
Ke Tolet
0 = Butuh Bantuan Penuh 5 = Butuh Bantuan 50% 10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping) |
10
|
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
0 = Bantuan penuh 5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu 10 = Bantuan minimal 1 orang 15 = independent |
15
|
Berjalan
di jalan yang datar
0 = immobilisasi 5 = Selalu menggunakan kursi roda 10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang 15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards |
10
|
Berjalan
di tangga
0 = Bantuan penuh 5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid) 10 = independent |
5
|
TOTAL (0 - 100)
|
85
|
Ket Penilaian : 0 – 20 :
Ketergantungan penuh
21 – 61 : Ketergantungan
berat/sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Dari hasil penilaian Indeks
Barthel yaitu
menilai tentang Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya Ny.M memiliki tingkat
ketergantungan moderat.
O. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF
1. Short Portable Mental Status
Questionare ( SPMSQ
)
Tanggal : Senin, 17 Desember 2012
Nama Paasien : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan
: SD
Suku :
Jawa
Pertanyaan :
Benar
|
Salah
|
Nomor
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
√
|
|
1
|
Tanggal berapa hari ini ?
|
18 Desember 2012
|
√
|
|
2
|
Hari apa sekarang ?
|
Selasa
|
√
|
|
3
|
Apa nama tempat ini ?
|
Rumah
|
√
|
|
4
|
Dimana alamat anda ?
|
Arjowinangun
|
√
|
|
5
|
Berapa umur anda ?
|
65 tahun
|
√
|
|
6
|
Kapan anda lahir ?
|
1947
|
√
|
|
7
|
Siapa presiden Indonesia ?
|
SBY
|
|
√
|
8
|
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
|
Tidak tau
|
√
|
|
9
|
Siapa nama ibu anda ?
|
Kamsiyah
|
√
|
|
10
|
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, secara menurun
|
17, 14, 11, 8, 5,
|
JUMLAH Benar : 9
Salah : 1
|
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short
Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di
dapatkan hasil 9 benar dan 1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual
Ny.m masih Utuh.
2. MMSE
(Mini Mental Status Exam)
No
|
Aspek
Kognitif
|
Nilai
maksimal
|
Nilai
Klien
|
Kriteria
|
1
|
Orientasi
|
5
|
5
|
Menyebutkan dengan benar :
Tahun
: 2012
(Benar)
Musim
: hujan
(Benar)
Tanggal
: 18
(Benar)
Hari
: selasa
(Benar)
Bulan
:
desember (Benar)
|
2
|
Orientasi
|
5
|
5
|
Dimana sekarang kita berada
?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :-
Wisma:-
|
3
|
Registrasi
|
3
|
2
|
Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :
1.
kursi
2.
meja
3.
kertas
|
4
|
Perhatian dan kalkulasi
|
5
|
2
|
Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia
kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
|
5
|
Mengingat
|
3
|
3
|
Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
|
6
|
Bahasa
|
9
|
7
|
Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat
dan menyalin gambar.
|
Total nilai
|
30
|
24
|
|
Interpretasi
hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan
kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P.
STATUS
FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada
keluarga (teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya
(adaptasi)
|
Selalu : 2
Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
|
|
|
Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya membicarakan
seuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan )
|
Selalu : 2
Kadang
– kadang : 1
Tidak Pernah : 0
|
|
|
Saya puas bahwa keluarga
teman ( saya ) menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas ( Pertumbuhan )
|
Selalu : 2
Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
|
|
|
Saya puas dengan cara
keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi
saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ).
|
Selalu : 2
Kadang
– kadang : 1
Tidak Pernah : 0
|
|
|
Saya puas dengan cara teman
saya dan saya menyediakan waktu bersama – sama.
|
Selalu : 2
Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
|
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga
minimal atau tidak ada
ANALISA DATA
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
DS
:
-
Ny.M mengatakan “saya sering merasa sakit pada
kaki (lutut)”
-
Ny.M mengatakan jika sakitnya parah, susah berjalan.
-
Ny.M mengatakan
“kalau ketika saya berkerja tiba-tiba nyeri lutut, langsung berhenti dulu
duduk mba sampai sakitnya hilang”
-
Ny.M mengatakan “
biasanya saya Cuma minum obat yang di berikan di puskesmas aja mas, dan
sedikit di pijat-pijat saya tidak tau cara lain untuk mengurangi nyerinya”
DO
:
- Grimace (+),
tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
|
Gangguan
aktivitas fisik
|
Nyeri
akut pada lutut kaki
|
DS
:
-
Ny.M mengatakan “tidak
tahu apa itu Osteoartritis atau rematik, sebab dan pengaturannya”
-
Ny.M mengatakan “taunya saya Cuma bawaan penyakit sudah tua”
-
Ny.M mengataka “saya juga jarang untuk olah raga apa lagi jalan pagi”
-
Ny.M mengatakan “ saya sering terasa linu-linu kalau habis memakai air dingin untuk mandi
tau yg lainnya”
DO
:
- Grimace
(+), tampak memegang lututnya yang sakit
-
Skala nyeri 3
-
Terlihat pasien
bingung ketika di tanya tentang Osteoartritis atau rematik.
|
Inefektif
menejemen terapeutik
|
Kurang
pengetahuan tentang penyakit, diit dan penanganan.
|
PENENTUAN
SKALA PRIORITAS
1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
No
|
Prioritas
|
Skor
/ bobot
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat
Masalah
Skala:
Aktual
|
2/3 x 1 = 2/3
|
Nyeri
yang dirasakan harus diatasi karena sangat menggangu aktivitas dari Ny.M saat ini
|
2.
|
Kemungkinan
Masalah dapat diubah
Skala:
Sebagian
|
1/2 x 2 = 1
|
Karena
sudah menjadi kebiasaan dari Ny.M bila nyerinya timbul, selalu diabaikan
sehingga kemungkinan masalah dapat diubah sebagian.
|
3.
|
Potensial
masalah untuk di cegah
Skala:
Cukup
|
2/3 x 1 = 2/3
|
Jika
nyerinya tidak segera diatasi maka nyeri tersebut akan sangat menggangu rasa
nyaman dari Ny.M
|
4.
|
Menonjolnya
Masalah
Skala:
Masalah berat, harus
segera ditangani
|
2/2 x 1 = 1
|
Penanganan
segera akan menentukan hasil serta tindakan keperawatan selanjutnya.
|
Jumlah
|
3 1/3
|
|
2. Inefektif menejemen terapeutik
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, diit dan penanganan.
No
|
Prioritas
|
Skor / bobot
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat
Masalah
Skala:
Aktual
|
3/3 x 1 = 1
|
Bila
informasinya tidak segera disampaikan maka akan berpengaruh terhadap kesehatan Ny.M
kedepannya.
|
2.
|
Kemungkinan
Masalah dapat diubah
Skala:
Sebagian
|
1/2 x 2
= 1
|
Perubahan
membutuhkan waktu yang tidak
singkat
|
3.
|
Potensial
masalah untuk di cegah
Skala:
cukup
|
2/3 x 1
= 2/3
|
Jika
tidak segera diinformasikan kebiasaan yang tidak sehat akan terus berlanjut
dan akan memengaruhi kualitas hidup
dari Ny.M
|
4.
|
Menonjolnya
Masalah
Skala:
Masalah berat, harus segera ditangani
|
2/2 x 1
= 1
|
Krena
terkait dengan masalah kesehatan Ny.M maka
pemberian informasi harus segera disampaikan.
|
Jumlah
|
3 2/3
|
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Inefektif menejemen terapeutik
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit, diit dan penanganan.
2.
Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan
nyeri lutut kaki
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
|
Umum
|
Khusus
|
||||
1.
|
Inefektif
menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
diit dan penanganan.
|
Setelah
3x junjungan : Ny.M mengetahui tentang Osteoartritis atau rematik, diit dan
penanganannya
|
Setelah
kunjungan ke 3 : Ny.M mampu:
- memahami
tentang Osteoartritis atau rematik
-
mengetahui Penyebab
dan gelaja
-
Mengetahui diit Osteoartritis atau rematik
-
Melakukan
penanganan
|
-
Menyebutkan pengertian,
penyebab Osteoartritis atau rematik
secara verbal
-
Menyebutkan beberapa jenis
makanan yang di anjurkan dan tidak boleh dikonsumsi untuk Osteoartritis atau rematik (minimal 3
masing-masing jenis) secara verbal
|
1.
Kaji pengetahuan Ny.M
2.
Jelaskan tentang Osteoartritis atau rematik
3.
Jelaskan tentang diit Osteoartritis atau rematik
4.
Jelaskan tentang Jenis –
jenis makanan yang di anjurkan dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita Osteoartritis atau rematik
|
2
|
Gangguan
aktivitas fisik berhubungan
dengan nyeri lutut kaki
|
Setelah
di lakukan perawatan/ kun- jungan sebanyak 3x, diharapkan Ny.M dpt tetap
melakukan aktifitas sehari-hari tanpa kesulitan
|
Setelah
kunjungan ke 3 :
Ny.M
mampu :
-
melakukan aktifitas
sehari-hari tanpa kesulitan
-
Memanagement
aktivitasnya ketika kakinya tiba-tiba nyeri
Keluarga
dapat:
- memberikan
bantuan mobilisasi efektif jika
diperlukan
- memberikan
support kepada Ny S
|
- Melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa kesulitan (tindakan)
- Keluarga dapat mempraktikkan tekhnik kompres hangat (tindakan)
|
1.
Jelaskan kepada keluarga
tentang penyebab terjadinya nyeri kaki (Osteoartritis atau rematik)
2.
Ajarkan Ny.M cara kompres
hangat untuk mengurangi linu – linunya
3.
Ajarkan Ny.M cara
senam tangan
4.
Anjurkan Ny.M untuk jalan atau olah raga pagi
setiap hari
5.
Mengobservasi kemampuan Ny.M
dan anggota keluarga setelah mendapat
penjelasan dari perawat
|
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Inefektif
menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
diit dan penanganan.
|
1.
Mengkaji
pengetahuan Ny.M
2.
Menjelaskan
tentang Osteoartritis atau rematik
3.
Menjelaskan
tentang diit Osteoartritis atau rematik
4.
Menjelaskan
tentang Jenis – jenis makanan yang di anjurkan dan tidak boleh dikonsumsi
oleh penderita Osteoartritis atau rematik
|
S : Ny.M mengatakan paham
dengan Osteoartritis atau rematik dan
dapat menyebutkan mulai dr
pengertian sampai diitnya
O : Ny.M tampak menjawab pertanyaan petugas dan antusias dalam pemberian pendidikan kesehatan.
A : Masalah teratasi
P: -
|
2
|
Gangguan
aktivitas fisik berhubungan
dengan nyeri lutut kaki
|
1.
MenJelaskan
kepada keluarga tentang penyebab terjadinya nyeri kaki (Osteoartritis atau rematik)
2.
Mengajarkan
Ny.M cara kompres hangat untuk mengurangi linu – linunya
3.
Mengajarkan cara
senam tangan.
4.
Menganjurkan
Ny.M untuk jalan atau olah raga pagi
setiap hari
5.
Mengobservasi kemampuan Ny.M
dan anggota keluarga setelah mendapat
penjelasan dari perawat
|
S : Ny.M mengatakan mulai
bisa beraktivitas
tanpa kesulitan dan paham akan cara
kompres hangat
O : Ny.M tampak mengerjakan
aktivitas sehari-hari
A : Masalah teratasi
sebagian
P: berikan support kepada Ny.M agar terus melakukan anjuran
petugas
|
Lampiran
ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK Ny.M
DENGAN MASALAH UTAMA OSTEOARTRITIS (REMATIK)
Disusun Sebagai Laporan Akhir Departemen Keperawatan Gerontik
Program
Profesi Ners Gelombang V Periode 2011-2012
Di susun oleh :
Riza
Desima
201120461011069
PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2012
Langganan:
Postingan (Atom)